Apa itu Rapport Building?

apa-itu-rapport-building

idkiswara.com – Membangun Rapport atau bisa dibilang dengan rapport building merupakan sesuatu yang menarik untuk dipelajari.

Karena building rapport sendiri merupakan membangun hubungan yang baik, selain itu juga merupakan cara untuk membangun jembatan komunikasi yang baik.

Mengenal rapport building

Mungkin sebelumnya kamu perlu menanyakan beberapa pertanyaan ini kepada dirimu sendiri sebelum kamu membaca lebih jauh tentang bagaimana cara membangun rapport yang baik.

  • Bagaimana sih rasanya berkomunikasi dengan orang yang baru saja dikenal?
  • Kendala apa aja sih yang muncul saat berkomunikasi dengan orang yang baru aja dikenal?
  • Apakah kamu lagi mengamati ekspresi orang yang baru aja kamu kenal seperti pertama kali berkomunikasi dengan kamu?

Jika kamu merasa mempunyai salah satu dari tiga pertanyaan itu, berarti tandanya kamu perlu belajar untuk melakukan rapport building.

Membangun rapport itu sangatlah penting agar komunikasi bisa berjalan dengan lancar.

Jika komunikasi bisa lancar atau bisa dibilang dapat terbangun dengan baik, maka setiap informasi yang disampaikan akan dapat diterima dengan baik oleh si pendengar.

Membangun rapport ini bisa dilakukan ke siapa saja, mau itu trainee, siswa, mahasiswa, klien, anak kamu, semuanya penting sekali untuk bisa membangun rapport yang baik.

Karena seringakli kita sebagai trainer, guru, dosen, sales, ata mungkin orangtua seringkali melupakan hal itu…

Akhirnya hal ini menimbulkan informasi yang mungkin gak berhasil ditangkap oleh lawan bicara kita.

Rapport building ini sebenarnya meruapakan salah satu dari 4 pillars of NLP.

NLP sendiri merupakan Neuro-linguistic programming.

Yang di mana merupakan sebuah pendekatan komunikasi pengembangan pribadi dan psikoterapi yang diciptakan Richard Bandler dan John Grinder di USA pada 1970-an.

Pendekatan NLP ini sering digunakan untuk hypnotherapy.

Pendapat filosofi rapport

Rapport atau bisa disebut dengan hubungan merupakan pondasi utama dalam seni komunikasi dan merupakan gerbang untuk memulai persuasi

Rapport sendiri juga merupakan suatu ikatan atau koneksi yang bersifat psikis bahkan tahapan tertentu seseorang dapat meningkat berupa koneksi telephatic.

Tujuan dari rapport building

Sudah tentu dong ada tujuan tersendiri kenapa harus melakukan rapport building, nah alasan tersebut adalah sebagai berikut.

Membangun koneksi atau jembatan pikiran bawah sadar antara yang sedang bicara dengan yang diajak bicara.

Sehingga setiap informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pikiran bawah sadar lawan bicara.

Sebenarnya fenomena rapport building ini sudah banyak dilakukan di kehidupan sehari-hari.

Ada gak sih toko yang ramai pembeli tapi yang punya toko sendiri gak bersahabat?

Ya mungkin itu hanya terjadi apabila toko tersebut hanya menjalankan bisnisnya secara online, namun usaha online sekalipun juga kalau dichat juga harus menjawab dengan ramah juga bukan…

Kamu juga bisa melihat seorang sales atau marketing yang sudah berpengalaman saat berusaha mempengaruhi keyakinan kamu untuk membeli produknya.

Biasanya dia gak bakal langsung menawarkan produknya ke kamu, melainkan dia akan membuka pembicaraan yang topiknya di luar produk yang akan ditawarkan.

Kabar baik dan buruk

Ada kabar baik dan kabar buruk dari mempelajari rapport building ini.

Kita mulai dari kabar baiknya dulu aja.

Rapport building ini ternyata bisa dilakukan di level bawah sadar.

Dengan membuat sebuah bentuk kesamaan dalam level bawah sadar, kita sudah melewati satu gerbang dalam menembus pikiran sadar seseorang

Sementara untuk kabar buruknya adalah orang lain mampu melakukan hal yang sama terhadap ktia, terutama untuk orang yang sudah mengetahui strategi dalam membangun rapport.

Memulai rapport building

Membangun hubungan bisa dilakukan dengan cara mengikuti (pacing), mirroring lawan bicara serta leading melalui fisiologi, kualitas suara, dan bahasa/kata-kata.

Pacing

Pacing sendiri sendiri merupakan proses membangun keselarasan dengan lawan bicara.

Istilah lainnya adalah pacing ini merupakan menyamakan langkah, sikap, dan perilaku baik verbal maupun non-verbal dari lawan bicara kita.

Bentuk-bentuk pacing adalah sebagai berikut:

  1. Pacing nafas: menyamakan tarikan nafas dan irama nafas
  2. Pacing gestur: menyamakan posisi badan
  3. Pacing preferensi: menyamakan preferensi visual, audiotorial, atau kinestetik, sesuai preferensi lawan bicara
  4. Pacing predicates: menyamakan kata-kata
  5. Pacing minat: menyamakan kebiasaan hobi dan kegemaran
  6. Pacing habits: menyamakan kebiasaan

Bisa dilihat sekilas tadi ada yang pacing bersifat verbal dan non-verbal.

Nah sekarang aku bakal jelasin bagaimana cara melakukan pacingnya.

Matching verbal

Loh kok namanya ganti matching?

Ingat, pacing sendiri juga memiliki arti menyamakan, berhubung lebih enak menggunakan Bahasa Inggris, jadi ya aku akan pakai istilah dalam Bahasa Inggrisnya aja.

Matching verbal sendiri itu mencocokkan system representasi dan presepsi dari lawan bicara

Misalnya lawan bicara bilang “Saya gak suka tempat yang berisik”, maka kamu harus membalas dengan “Saya juga gak suka dengan suara kencang”

Matching non-verbal

Matching non-verbal ini lebih cenderung untuk mencocokkan gesture, intonasi, nafas, kedipan mata, dan berbagai respon non-verbal yang muncul secara gak sadar.

Seperti misalnya adalah dengan mencocokkan posisi tubuh lawan bicara, jika dia sedang duduk, kamu ada baiknya juga ikut duduk.

Selain itu juga kamu bisa ikuti kecepatannya dalam berbicara.

Jika lawan bicaramu kamu bisa lihat bahwa dia sedang menyilangkan kaki, maka kamu bisa juga menyilangkan tanganmu.

Atau contoh lainnya apabila lawan bicaramu memegang hidungnya dengan menggunakan tangan kanan, maka beberapa saat kemudian kamu memegang hidung dengan menggunakan tangan kirimu.

Contoh lainnya lagi, apabila lawan bicaramu memegang sandaran tangan di kursinya, maka kamu juga ikut menggerakkan tanganmu untuk memegang sesuatu

Mungkin memang bakal terdengar seperti seolah-olah kamu meniru apa yang sedang dialkukannya.

Istilah yang mungkin tepat untuk ini adalah mirroring.

Namun, ada kabar baik…

Mencoba untuk meniru seseorang itu sebenarnya bukan pekerjaan yang mudah, karena kita harus memperhatikan setiap gerakan yang dia lakukan.

Ternyata kamu gak wajib untuk meniru semua gerakan yang lawan bicaramu lakukan.

Karena jika lawan bicaramu menyadari apa yang sedang kamu lakukan, dijamin dia akan merasa gak nyaman dan kemungkinan besar kamu memulai lagi interaksi mulai dari nol lagi…

… bahkan gak menutup kemungkinan bahwa kamu menjadi orang asing yang baru dikenalnya.

Kalibrasi

Sebelum melakukan kalibrasi tentu kamu melakukan pacing, mungkin pacing itu bisa dilakukan 2 sampai dengan 5 menit baru melakukan kalibrasi.

Fungsi dari kalibrasi ini adalah untuk memastikan apakah lawan bicara sudah bisa di leading apa belum?

Karena kalibrasi sendiri membawa lawan bicara kepada state pikiran yang berbeda, kamu perlu mengenali perbedaan tersebut.
Perbedaan yang dicari biasanya ada pada kondisi non-verbal dari lawan bicara.

Perhatikan seperti pola nafas, intonasi suara, gestur, dan sebagainya.

Kalau ada tanda-tanda bahwa lawan bicara mungkin merasa gak nyaman, mungkin kamu bisa kembali melakukan pacing

Test leading

Setelah kalibrasi yang sesuai, selanjutnya adalah melakukan test leading.

Ketika rapport sudah terbentuk, perlu disadari bahwa jembatan yang dibangun mungkin belum kokoh…

… sehingga untuk membuat jembatan informasi itu menjadi kokoh, kamu harus menjaga kondisi rapport tersebut dengan membentuk kepercayaan.

Leading

Leading ini tujuannya untuk mengarahkan lawan bicaramu ke sebuah pembicaraan yang sedang ingin kamu bawakan.

Jika kamu merupakan seorang sales atau marketing mungkin kamu akan menunggu saat-saat ini, karena di saat ini lah kamu mulai melakukan penjualan.

Sebenarnya ini gak cuma bisa dibawakan oleh sales atau marketing aja, melainkan semua orang, mungkin kamu merupakan seorang hipnoterapis yang di mana ingin memasukkan sugesti positif ke dalam orang yang memerlukan bantuanmu.

Ilmu ini juga bisa dilakukan guru terhadap muridnya sehingga para muridnya dapat menyerap semua ilmu yang diajarkan dengan baik.

Leading secara fisiologi

Tadi di awal juga sudah dijelaskan bahwa membangun hubungan ini dilakukan dengan cara pacing, mirroring, serta leading secara fisiologis

Kamu nyatanya juga masih perlu untuk menyamakan pola-pola fisiologis di bawah ini untuk bisa melakukan leading dari maksud kamu yang sebenarnya.

Fisiologi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

  1. Pola nafas
  2. Postur
  3. Bahasa tubuh
  4. Ekspresi wajah
  5. Gerakan tangan
  6. Gerakan mata
  7. Dan lain-lain

Rapport pun juga perlu untuk memperhatikan kualitas suara supaya jembatan hubungan ini dapat terbentuk dengan baik, hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

  1. Tinggi rendahnya suara
  2. Cepat lambatnya dalam berbicara
  3. Volume suara
  4. Dan lain-lain

Kenapa kualitas suara juga perlu untuk diperhatikan?

Bayangkan saja ada orang yang biasanya bicaranya cepat, bertemu dengan orang yang bicaranya lambat, kalau orang tersebut ngomong sama dia pasti rasanya akan sangat gak nyaman karena pembicaraan akan terasa begitu lambat sekali.

Begitu juga dengan orang yang terbiasa untuk berbicara dengan volume yang pelan, bertemu dengan orang yang bicaranya biasa dengan menggunakan volume yang tinggi, pasti orang tersebut akan merasa seperti dibentak-bentak oleh orang tersebut.

Maka dari itu penting juga untuk menyamakan pola fisiologi dengan pola suara untuk kesuksesan membangun jembatan hubungan antara kamu dengan lawan bicaramu.

Yang perlu diingat ketika pacing

Ya, kita kembali lagi membahas pacing, karena ada hal-hal yang sebenarnya aku bingung mau ditaruh di mana, jadi aku taruh di sini aja.

Lakukan sehalus mungkin

Ketika melakukan matching dan mirroring usahakan untuk berjalan secara alami, sehingga lawan bicara gak begitu menyadari bahwa kamu sedang membangun rapport dengannya.

Nah untuk bisa berjalan dengan alami ini, maka kamu harus banyak melakukan latihan sehingga kamu bisa dengan alami mengetahui apa yang harus dilakukan.

Kamu perlu mengingat bahwa kamu harus melakukan pacing sehalus dan sealami mungkin.

Ada baiknya juga kamu gak melakukan pendekatan secara agresif…

… karena jika kamu melakukan pendekatan secara agresif pada saat rapport belum terbentuk, maka gak menutup kemungkinan bahwa lawan bicara akan segera menutup diri terhadap kamu.

Menghargai persepsi lawan bicara

Selain itu juga kamu harus menghargai persepsi lawan bicara.

Karena percuma juga apabila kamu gak bisa menghargai persepsi lawan bicaramu, rapport juga akan menjadi lebih sulit untuk terbentuk karena lawan bicaramu sibuk mempertahankan dirinya dari serangan yang kamu lakukan.

Harus peka pada setiap perubahan

Gak peduli mau kamu itu cowok atau cewek, kamu wajib untuk menjadi peka pada setiap perubahan apapun yang terjadi, baik secara macro muscle maupun micro muscle.

Itu lah fungsi penting dari latihan yang kamu lakukan, kamu bisa menjadi peka terhadap setiap perubahan yang terjadi kepada lawan bicaramu.

Mungkin dia merasa gak nyaman dengan topic pembicaraannya atau gimana, kamu bisa segera mengganti topik pembicaraannya sehingga rapport gak runtuh begitu aja.

Tips membangun rapport

Nah di bagian yang satu ini saatnya kita membahas tips bagaiamana cara membangun rapport yang baik dan benar.

Observing

Mulai saat ini dan seterusnya sedikit berjanji kepada diri sendiri untuk melakukan pengamatan atas apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan oleh lawan bicaara lebih banyak porsinya ketimbang isi pembicaraan, namun bukan berarti untuk gak memperhatikan perkataan lawan bicaramu.

Pacing

Lakukan proses matching dan mirroring secara natural sesering mungkin baik untuk tujuan proses hipnosis maupun untuk tujuan yang lain.

Karena memang proses pacing ini bisa dilakukan sebagai tahap awalan untuk melakukan hipnosis, namun sepertinya aku gak bakal bahas masalah hipnosis, karena aku memang gak bisa melakukan hipnosis dan gak begitu paham juga mau buat apa belajar hipnosis.

Kalibrasi

Pada saat yang tepat lakukan perubahan posisi atau gerakan tubuh secara tiba-tiba dan perhatikan apakah lawan bicara melakukan gerakan yang kurang lebih sama atau bisa dibilang mengikuti dengan apa yang kamu lakukan.

Kamu perlu melakukan ini kurang lebih selama 3 kali dengan adanya jeda waktu.

Sehingga kamu gak bisa langsung melakukan pengecekan langsung secara beruntun.

Jika lawan bicara sudah mulai mengikuti gerakan kita, berarti tabir rapport mulai tersingkap dan selanjutnya proses awal leading dapat dilakukan dengan semestinya.

Berikan perhatian

Ada baiknya jika kamu memberikan perhatian penuh kepada lawan bicaramu agar proses building rapport ini bisa berjalan dengan baik.

Tunjukkan ketertarikan

Kamu juga harus menunjukkan ketertarikan pada progress yang sudah lawan bicaramu capai, terutama jika itu merupakan murid atau mungkin anakmu.

Harus ada maksud baik

Dalam rapport building harus didasari intention (maksud) yang baik juga.

Karena jika gak didasari dengan maksud yang baik, maka secara gak langsung akan bisa terdeteksi melalui fisiologi, suara, dan bahasa yang mencerminkan maksud sebenarnya dalam hati.

Oleh karena itu dalam membangun rapport harus didasari oleh maksud yang baik juga.

Jika kamu ingin bisa segera klik dengan orang lain

Mungkin ini merupakan sebuah kegelisahan yang kamu alami ketika ingin mengobrol dengan orang yang baru saja dikenal tapi mengalami kendala.

Kamu tinggal cari aja kesamaan kamu dengan orang lain yang ingin kamu ajak mengobrol.

Kesamaan-kesamaan tersebut dibagi ke dalam 3 hal.

Orang yang sama-sama dikenal

Contoh yang biasanya pas untuk ini adalah ketika kamu menanyakan kepada seorang pegawai yang baru saja diterima di kantormu.

Yang di mana kebetulan juga kamu juga belum begitu lama lulus dari tempat kamu kuliah…

Kamu menanyakan kepada pegawai baru tersebut dengan pertanyaan begini

“Kamu lulusan dari kampus XYZ ya? Kenal sama yang namanya ABC gak?”

Ya tentu saja XYZ dan ABC itu menyesuaikan dengan nama kampus dan nama orang yang mungkin kamu kenal.

Jika dia menjawab bahwa dia mengenal orang yang kamu maksud itu, maka akan tercipta sebuah bahan obrolan berdua tuh sama dia.

Konteks yang sama (situasi dan kondisi)

Untuk yang ini sebenarnya gak terlalu simpel juga, cuma gak terlalu ribet kok.

Kamu tinggal mencari tahu apakah dia berasal dari kota, tempat tinggal, sekolah, atau organisasi yang sama denganmu atau nggak.

Kamu juga bisa menerapkan hal ini untuk sebuah kondisi di mana kamu memiliki kesamaan tempat dengan orang yang sedang kamu ajak bicara.

Misalkan saja kamu sedang berada di sebuah seminar tentang programming android, maka kamu punya kesamaan ini…

  • Kamu dan dia sama-sama tertarik dengan topik android
  • Kamu dan dia merupakan sama-sama penghobi ikut seminar, terutama seminar tentang teknologi
  • Kamu dan dia sama-sama merupakan fans dari pembicara seminarnya

Kamu bisa menggunakan tiga kesamaan itu untuk melakukan sebuah pembicaraan dengannya.

Kesukaan yang sama

Mungkin cara yang satu ini merupakan cara yang paling ampuh untuk mencari kesamaan, karena memang topiknya bisa sangat lebar.

Kamu bisa melakukan hobi, hal atau aktivitas yang kebetulan kamu dan dia sama-sama sukai.

Misalnya saja kamu suka hobi berenang, maka kamu bisa bicara dengan targetmu itu untuk membicarakan tentang hal berenang, apalagi jika tempatnya kebetulan merupakan di kolam renang.

Atau mungkin kamu dan dia merupakan orang yang sama-sama mencintai klub sepak bola Manchester United misalnya, maka kamu bisa membicarakan tentang bola dengannya.

Atau mungkin juga kamu dan dia sama-sama suka untuk menghabiskan waktu luang dengan cara memancing.

Karena memang topiknya bisa menjadi sangat lebar, maka kamu dan dia akan bisa menjadi akrab dengan mudah.

Pengalaman pribadi

Kebetulan untuk yang satu ini aku ada pengalaman tersendiri.

Waktu kucingku dirawat inap di dokter hewan, ibuku sempat mengobrol dengan seorang dokter yang bekerja di sana untuk bisa kenal lebih dekat dengan si dokter itu.

Ibuku tanya ke dokter tersebut, “Mbak, apa mbak juga punya kucing juga?”

Dokter itu kebetulan juga menjawab “iya” akhirnya ibuku bisa mengobrol lebih jauh mengenai kucing dan penyakit apa saja yang biasanya diderita kucing.

Tak hanya sebatas itu, ibuku juga bisa mendapatkan informasi rumahnya di mana, umurnya berapa, saudaranya berapa, dan asalnya dari mana.

Bahkan kebetulan juga ibuku dan dokter yang sedang diajak bicara itu juga memiliki kesamaan lainnya, yaitu berasal dari daerah yang sama.

Karena kebetulan dokter tersebut juga asalnya dari Madiun yang kebetulan dekat sekali dengan rumah Eyangku yang ada di Madiun, sehingga ngobrolnya bisa semakin ke mana-mana.

Tips tambahan

Ketika kamu menemukan kesamaan yang langka maka kamu akan semakin cepat untuk bisa klik dengan itu.

Misalnya kamu sedang berada di Ethiopia dan bertemu dengan orang yang sama-sama dari Indonesia, maka kamu akan menjadi mudah sekali klik dengan orang tersebut.

Hal ini bisa terjadi karena gak banyak ada orang Indonesia yang berada di sana.

Atau mungkin kamu bisa cepat klik dengan orang yang sama-sama suka musik metal.

Ini karena penggemar musik metal juga jarang, karena memang musiknya bukan untuk semua kalangan.

Sebagai informasi aja, aku juga suka dengan musik metal

Setelah ketemu dengan yang klik, saatnya gali dan memperdalam

Jadikan kesamaan yang kamu punya dengan target bicara kamu sebagai topic pembicaraan kamu.

Misal dengan orang yang sama-sama suka dengan musik metal, kamu bisa menanyakan hal-hal yang ada di bawah ini.

  • Apa band metal favorit saat ini?
  • Album mana yang paling disukai dari band tersebut?
  • Sudah pernah nonton konser di mana aja?

Bisa juga dengan menggunakan “mengapa” dan “bagaimana ceritanya”

Contoh:

  • Mengapa kok bisa suka dengan music metal?
  • Bagaimana ceritanya kok bisa sampai suka dengan musik metal?

Dengan menggunakan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana ceritanya”ini bisa mendorong lawan bicaramu untuk bisa bercerita lebih banyak sama kamu dan bisa mulai membuka dirinya sama kamu.

Berikan value lebih padan orang lain di topik tersebut

Ini sebenarnya optional, bisa kamu lakukan apa nggak.

Kalau kamu bisa memberikan informasi atau manfaat sekaligus ingin membina relasi lebih kuat dengan lawan bicaramu, ya silahkan dilakukan.

Kamu bisa memberikan informasi berharga/rekomendasi seputar topic kesamaan dengan lawan bicara

Misal kamu sama dia sama-sama suka dengan makanan pedas, maka kamu bisa lakukan ini:

  • Boleh info saya alamat email atau nomor hpnya? Nanti saya kirim link ke artikel makanan pedas terfavorit di Kota Surabaya.
  • Kapan-kapan waktu lewat dekat rumah, kamu saya kontak ya, nanti saya ajak ke depot “Aneka Sambal” yang ada di dekat rumah.

Bonus tips

Jika kamu gak bisa menemukan kesamaan dengan lawan bicara kamu, maka gak ada salahnya untuk minta diajarin oleh lawan bicara sehingga kamu bisa belajar lebih lanjut.

Jika misalnya kamu ketemu dengan orang yang kerjanya sebagai programmer, kamu bisa tanyakan hal-hal yang ada di bawah ini:

  • Pekerjaan programmer itu kira-kira seperti apa sih?
  • Jika seorang awam seperti saya yang ingin belajar programming, kira-kira harus ngapain dulu?

Tentu jangan lupakan juga pertanyaan yang “bagaimana ceritanya”, karena ternyata itu juga ampuh, penerapannya gimana? Ya tinggal lihat contoh di bawah ini:

  • Bagaimana ceritanya kok bisa menjadi seorang programmer?

Nah mungkin artikel untuk kali ini cukup sampai di sini aja, karena informasi yang aku berikan juga sudah termasuk banyak sekali.

Memang pembahasan tentang NLP ini sangatlah menarik, mungkin nanti bakal ada artikel-artikel lainnya tentang NLP yang akan aku tulis di blog ini kalau memang gak terlalu sulit untuk dimengerti.

Sebenarnya artikel ini memiliki hubungan dengan Cara PDKT Cowok Cuek dan Pendiam, ada baiknya kamu juga cek artikel itu.

Ya segitu dulu aja untuk artikel kali ini, terima kasih sudah mau membaca artikel ini.

Tinggalkan komentar